BAHASA ADALAH SALAH SATU UNSUR BUDAYA, LHO!!!
Jarak Sosial
• Jarak 4 – 12 kaki
• Jarak yang memungkinkan terjadinya kontak social yang umum, seperti hubungan bisnis.
• Fase dekat (4 – 7 kaki)
• Fase jauh (7 – 12 kaki)
4. Zona Publik
• Jarak 12 – 25 kaki
• Isyarat – isyarat komunikasi sedikit
• Situasi formal atau pembicaraan umum / orang – orang yang berstatus lebih tinggi.
Dari beberapa penjelasan di atas mengenai keadaan kereta api yang tak kunjung sepi maupun membuat kita nyaman dalam menggunakannya. Mau tidak mau kita gunakan sehari- hari untuk memulai aktifitas ke tempat yang menjadi tujuan kita, walaupun harus berdesakan untuk dapat terangkut oleh kereta tersebut.
BAHASA ADALAH......
Bahasa (dari bahasa Sanskerta भाषा, bhāṣā) adalah kemampuan yang dimiliki manusia untuk berkomunikasi dengan manusia lainnya menggunakan tanda, misalnya kata dan gerakan.
Bahasa adalah alat atau perwujudan budaya yang digunakan manusia untuk saling berkomunikasi atau berhubungan, baik lewat tulisan, lisan, ataupun gerakan (bahasa isyarat), dengan tujuan menyampaikan maksud hati atau kemauan kepada lawan bicaranya atau orang lain. Melalui bahasa, manusia dapat menyesuaikan diri dengan adat istiadat, tingkah laku, tata krama masyarakat, dan sekaligus mudah membaurkan dirinya dengan segala bentuk masyarakat.
Bahasa memiliki beberapa fungsi yang dapat dibagi menjadi fungsi umum, dan fungsi khusus. Fungsi bahasa secara umum adalah sebagai alat untuk berekspresi, berkomunikasi, dan alat untuk mengadakan integrasi dan adaptasi sosial. Sedangkan fungsi bahasa secara khusus adalah untuk mengadakan hubungan dalam pergaulan sehari-hari, mewujudkan seni (sastra), mempelajari naskah-naskah kuno, dan untuk mengeksploitasi ilmu pengetahuan dan teknologi.
Penggunaan bahasa telah berakar dalam kultur manusia. Oleh karena itu, selain digunakan untuk berkomunikasi, bahasa juga memiliki banyak fungsi sosial dan kultural, misalnya untuk menandakan identitas suatu kelompok, stratifikasi sosial, dan untuk dandanan sosial dan hiburan.
BUDAYA ADALAH......
Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sanskerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budia atau akal) diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi, dan akal manusia.
Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang, dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang, dan diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya terbentuk dari banyak unsur yang rumit, termasuk sistem agama dan politik, adat istiadat, bahasa, perkakas, pakaian, bangunan, dan karya seni. Bahasa, Sebagaimana juga budaya, merupakan bagian tak terpisahkan dari diri manusia sehingga banyak orang cenderung menganggapnya diwariskan secara genetis. Ketika seseorang berusaha berkomunikasi dengan orang-orang yang berbeda budaya, dan menyesuaikan perbedaan-perbedaannya, membuktikan bahwa budaya itu dipelajari.
LALU APA HUBUNGAN BAHSA DAN KEBUDAYAAN?
Bahasa dan budaya merupakan dua sisi mata uang yang berbeda, tetapi hubungan kedua hal tersebut tidak dapat dipisahkan, karena Bahasa merupakan cermin Budaya dan identitas diri penuturnya. Hal ini berarti, apakah Bahasa dapat mempengaruhi Budaya masyarakat atau sebaliknya?, sehingga Bahasa dapat menentukan kemajuan dan “mematikan” Budaya bangsa
Bahasa dan Budaya adalah 2 hal yang saling terkait. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya fenomena atau realita yang menunjukan adannya hubungan antara bahasa dan budaya. Hubungan tersebut bisa berupa transformasi, saling mempengaruhi, dan lain sebagainya. Menurut Koentjaraningrat sebagaimana dikutip Abdul Chaer dan Leonie dalam bukunya Sosiolinguistik bahwa bahasa bagian dari kebudayaan. Jadi, hubungan antara Bahasa dan kebudayaan merupakan hubungan yang subordinatif, dimana bahasa berada dibawah lingkup kebudayaan. Namun ada pendapat lain yang mengatakan bahwa bahasa dan kebudayaan mempunyai hubungan yang koordinatif, yakni hubungan yang sederajat, kedudukannya sama tinggi.
Menurut Nababan (1993:82) ada dua macam hubungan bahasa dan kebudayaan, yakni
(1) bahasa adalah bagian dari kebudayaan (filogenetik)
(2) seseorang belajar kebudayaan melalui bahasanya (ontogenetik).
Bahasa merupakan sarana pemertahanan kebudayaan. Sebuah kebudayaan akan mampu dimengerti, dipahami, dan dijunjung oleh penerima budaya jika mereka mengerti bahasa pengantar kebuadayaan tersebut. Bahkan sering timbul pendapat bahwa kebudayaan lahir karena bahasa, tanpa bahasa tidak akan pernah ada budaya.
Meski begitu ternyata bahasa suatu masyarakat ternyata sangat dipengaruhi oleh kebudayaan masyarakatnya. Dalam analisis semantik, Abdul Chaer mengatakan bahwa bahasa itu bersifat unik dan mempunyai hubungan yang sangat erat dengan budaya masyarakat pemakainya, maka analisis suatu bahasa hanya berlaku untuk bahasa itu saja, tidak dapat digunakan untuk menganalisis bahasa lain (diunduh dari http://anaksastra.blogspot.com pada 27 Juni 2012). Contohnya dalam budaya masyarakat Inggris yang tidak mengenal nasi sebagai makanan pokok hanya ada kata rice untuk menyatakan nasi, beras, gabah, dan padi. Jadi, kata rice dalam Bahasa Inggris mengacu kepada nasi, beras, gabah, dan padi dalam Bahasa Indonesia. Variasi dalam Bahasa Indonesia itu disebabkan karena kedekatan masyarakat Indonesia dengan nasi sebagai makanan pokoknya yang merupakan bentuk budaya masyarakat Indonesia.
Contoh lain misalnya, dalam budaya Inggris pembedaan kata saudara (orang yang lahir dari rahim yang sama) berdasarkan jenis kelamin yaitu brother dan sister. Padahal budaya Indonesia membedakan berdasarkan usia yaitu yang lebih tua disebut kakak dan yang lebih muda disebut adik. Kebudayaan Inggris tidak memandang saudara berdasarkan usia namun berdasarkan jenis kelamin berlawanan dengan kebudayaan Indonesia yang lebih mementingkan segi usia. Ini dikarenakan kebudayaan santun masyarakat Indonesia lebih kental dibanding masyarakat Inggris pada umumnya.
Bahasa merupakan sarana pemertahanan kebudayaan. Sebuah kebudayaan akan mampu dimengerti, dipahami, dan dijunjung oleh penerima budaya jika mereka mengerti bahasa pengantar kebuadayaan tersebut. Bahkan sering timbul pendapat bahwa kebudayaan lahir karena bahasa, tanpa bahasa tidak akan pernah ada budaya.
Meski begitu ternyata bahasa suatu masyarakat ternyata sangat dipengaruhi oleh kebudayaan masyarakatnya. Dalam analisis semantik, Abdul Chaer mengatakan bahwa bahasa itu bersifat unik dan mempunyai hubungan yang sangat erat dengan budaya masyarakat pemakainya, maka analisis suatu bahasa hanya berlaku untuk bahasa itu saja, tidak dapat digunakan untuk menganalisis bahasa lain (diunduh dari http://anaksastra.blogspot.com pada 27 Juni 2012). Contohnya dalam budaya masyarakat Inggris yang tidak mengenal nasi sebagai makanan pokok hanya ada kata rice untuk menyatakan nasi, beras, gabah, dan padi. Jadi, kata rice dalam Bahasa Inggris mengacu kepada nasi, beras, gabah, dan padi dalam Bahasa Indonesia. Variasi dalam Bahasa Indonesia itu disebabkan karena kedekatan masyarakat Indonesia dengan nasi sebagai makanan pokoknya yang merupakan bentuk budaya masyarakat Indonesia.
Contoh lain misalnya, dalam budaya Inggris pembedaan kata saudara (orang yang lahir dari rahim yang sama) berdasarkan jenis kelamin yaitu brother dan sister. Padahal budaya Indonesia membedakan berdasarkan usia yaitu yang lebih tua disebut kakak dan yang lebih muda disebut adik. Kebudayaan Inggris tidak memandang saudara berdasarkan usia namun berdasarkan jenis kelamin berlawanan dengan kebudayaan Indonesia yang lebih mementingkan segi usia. Ini dikarenakan kebudayaan santun masyarakat Indonesia lebih kental dibanding masyarakat Inggris pada umumnya.
JADI KESIMPULANNYA....
Bahasa dan budaya itu sangat erat hubungannya, karena Bahasa adalah alat atau perwujudan budaya yang digunakan manusia untuk saling berkomunikasi. Melalui bahasa, manusia dapat menyesuaikan diri dengan adat istiadat, tingkah laku, tata krama masyarakat, dan sekaligus mudah membaurkan dirinya dengan segala bentuk masyarakat dan ketika seseorang berusaha berkomunikasi dengan orang-orang yang berbeda budaya, dan menyesuaikan perbedaan-perbedaannya, membuktikan bahwa budaya itu dipelajari.
Komentar
Posting Komentar